Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi tiba, momentum yang tepat bagi Ibu untuk memperkenalkan maksud tradisi Salam Tempel. Masih menjadi tradisi dalam silaturahmi memberikan Salam Tempel, tidak menutup kemungkinan anak usia 4-10 tahun pun mendapatkannya. Perlu beberapa strategi komunikasi yang jitu untuk menjelaskan maksud tardisi Salam Tempel pada anak.
Pertama, mengenalkan arti Salam Tempel sebagai ‘Berkah Hari Raya’ atau ‘Uang Berkah’. Menyampaikan dengan bijak arti ‘Berkah Hari Raya’, yaitu hasil rajin dan teratur dalam beribadah dan belajar, hasil kebaikannya dan rasa sayangnya pada orang tua dan teman-teman di sekolah, kepatuhannya pada orang tua dan guru di sekolah. Dengan demikian, mengarahkan si kecil bahwa pemberian ‘Salam Tempel’ tidak bisa setiap saat ia dapatkan dan tidak selalu bisa didapatkan dari sanak saudara.
Kedua, tradisi Salam Tempel perlu diikuti dengan tradisi mengucap ‘Terima kasih’. Latih anak dalam mengucapkan terima kasih pada sanak saudara yang memberikan Salam Tempel. Rasa percaya diri dan sopan santun pada lingkungan di luar rumah dapat mulai dikenalkan dalam momentum ini.
Ucapan terima kasih akan memperkuat penjelasan bahwa Salam Tempel adalah berkah pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa melalui orang lain.
Ketiga, bangun komunikasi dua arah untuk mengarahkan si kecil dalam penggunaannya. Dengarkan keinginannya dan berikan alternatif atas pilihannya. Misalnya, dengan menabung baik di celengan maupun mengajaknya ke bank, berbagi dengan anak yatim, memasukan ke kotak amal di masjid, dan membeli mainan atau makanan yang ia suka.
Mendampingi si kecil bijak dalam memahami makna dan penggunaan Salam Tempel akan menjadi kegiatan Hari Raya Idul Fitri yang berkualitas dan menyenangkan.
Selamat berkomunikasi dengan Buah Hati, Moms!